Namun bagi pengamat sosial dan pemerintahan, Suhemi warga Stabat menanggapi ungkapan Deniati itu justru hanyalah pencitraan semata dan kontoversi bagi publik.
Pemberitaan pencitraan Deniati yang telah membawa banyak perubahan di Puskesmas Secanggang terkesan adanya upaya untuk menutupi suatu fakta penyimpangan atau menepis berita miring dari media yang memberitakan dirinya terkait penggunaan anggaran belanja diduga fiktif.
“Saya miris membaca pengakuan kepala Puskesmas selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang memanfaatkan dana negara untuk kepentingan pelayanan dan sarana prasarana puskesmas diakui sebagai prestasi kepemimpinan, padahal ketersediaan dana anggaran merupakan anggaran belanja dan perawatan puskesmas yang memang diharuskan dipergunakan sebaik- baiknya, maka kalau keadaan Puskesmas dan pelayanan semakin baik ya itu memang sudah seharusnya, dan merupakan kewajiban bukan prestasi menurut saya” jelas Suhemi, Senin (20/3/23).
Apa yang diceritakan Deniati yang diekspose di beberapa media pemberitaan yang melakukan perubahan terhadap kondisi ruangan dan perlengkapan Puskesmas sudah semakin baik seolah prestasi kepemimpinan sangatlah berlebihan.
Humas LSM MKF MNI Wilayah Kabupaten Langkat, Suhemi meminta Deniati sebaiknya menjabarkan anggaran yang di kelolanya dan kemana saja anggaran tersebut dipergunakan sesuai dengan Undang undang nomor 14 tahun 2008, tentang informasi keterbukaan publik.
” Intansi Wajib mempublikasikan besaran dana dan juga pengalokasiannya secara jelas bahkan ditulis di papan informasi agar masyarakat bisa mengetahui kemana saja dana yang di pergunakan sebagai wujud transparansi anggaran ke Publik, dan ingat tidak mematuhi ketentuan tersebut dapat dipidana” tegasnya. (red)
