Binjai, metro24sumut.com | Program Indonesia pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai, pendidikan kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga miskin, dan PIP merupakan bagian dari penyempurnaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Indonesia Pintar (PIP) adalah merupakan sasaran prioritas dalam konsepsi nawacita yang ditawarkan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, salah satunya akan diwujudkan melalui program “Indonesia Pintar (PIP)”, program tersebut akan diwujudkan melalui wajib belajar 12 tahun, bebas Pungutan biaya, dimana setiap Warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan, dan Pemerintah wajib hadir dalam memberikan Pendidikan kepada anak usia sekolah.
PIP juga merupakan bantuan pemerintah buat siswa dan siswi yang kurang mampu. Program Indonesia pintar (PIP) yang seharusnya diterima siswa dan siswi, bukannya dibagikan kepada siswa dan siswi yang berhak, namun mirisnya. Malah pihak sekolah SMK Palapa Binjai Kecamatan Sidomulyo, memotong dana PIP tersebut.
Akibat itu, sejumlah orang tua siswa SMK Palapa Kota Binjai keluhkan dengan adanya pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh pihak sekolah.
Diketahui SMK Palapa sebagai penerima bantuan PIP, mereka harus merelakan adanya potongan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp 100.00,- per siswa yang menerima dengan dalih biaya Administrasi.
Seperti dikatakan salah seorang wali murid kepada awak media, bahwa dirinya sebagai orang tua murid sangat menyayangkan uang dari bantuan PIP di potong oleh pihak sekolah.
” Setiap murid yang menerima bantuan PIP wajib dipotong sebesar Rp 100.000,- dengan alasan biaya Administrasi ,”Ucapnya dengan bahasa apa adanya dengan kesal, Sabtu (23/09/23).
Lebih lanjut, wali murid dari penerima PIP yang diduga di sunat itu menambahkan bahwa alasan dari pemotongan itu adalah untuk pengurusan berkas serta mendampingi murid untuk mengambil dana bantuan tersebut ke Bank.
” Apa harus guru yang dampingi murid untuk mengambil bantuan itu, kami saja sebagai orangtua kan bisa, coba kita bayangkan saja 100 ribu di kalikan berapa siswa yang menerima… cukup besar juga pendapatan guru tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Juli Fitri Yani selaku kepala Sekolah SMK Palapa yang berlokasi di jalan sei musi, kelurahan Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, ini setelah di konfirmasi mengatakan bahwa pemotongan itu hal yang wajar.
” Kan tidak mungkin murid yang megambil kesana pak, ya harus di dampingi guru lah, dan biaya administrasi itukan untuk pengurusan berkas, dan bagi murid yang menerima bantuan PIP yang dimana belum menyelesaikan uang SPP dan lain lain langsung kita potong pak, ini kan membantu mereka yang berat untuk membayar SPP,” Katanya saat dikonfirmasi diruang kerjanya di dampingi wakil kepala sekolah, Sabtu (23/09).
Selain itu, awak media mencoba menyinggung bantuan dana Operasional Sekolah (BOS) di SMK Palapa, Juli Fitri Yani menolak untuk berbicara dengan alasan harus ada izin dari Depdiknas.
“Maaf ya bang, kalau soal dana BOS abang tanyakan itu bukan urusan pihak abang, harus izin dulu ke depdiknas, lagian pembicaraan kok sampe mengurusi masalah dana BOS,” ucap seorang pria yang mengaku suami dari Juli kepala sekolah SMK Palapa.
BESAMBUNG
(ST/IH)